SEKOLAH RAKYAT DAN KEMISKINAN: SIMULASI EMPIRIS PROVINSI JAMBI

Prof. Dr. Mukhtar Latif, MPd. (Tenaga Ahli Gubernur Janbi, Ketua ICMI Orwil Jambi -Guru Besar UIN STS Jambi)

A. PENDAHULUAN

Kemiskinan tetap menjadi problem struktural utama bangsa Indonesia, dengan ketimpangan akses pendidikan sebagai salah satu determinannya. Berdasarkan data BPS 2024, tingkat kemiskinan nasional mencapai 9,04%, sementara di Provinsi Jambi berada pada kisaran 7,19/% (BPS, Kemiskinan Nasional 2024). Sejak pertengahan 2025, Pemerintah Indonesia memperkenalkan Program Sekolah Rakyat (SR) sebagai inovasi kebijakan lintas sektor untuk memutus mata rantai kemiskinan ekstrem yang mendekati 4000 orang di Jambi.

Sekolah Rakyat dikelola secara berasrama, memberikan pendidikan gratis, layanan kesehatan dasar, serta pembinaan karakter dan keterampilan kerja bagi anak dari keluarga miskin. Konsepnya menggabungkan fungsi pendidikan, sosial, dan ekonomi. Menurut Kementerian Sosial (2025), terdapat 100 unit Sekolah Rakyat beroperasi hingga September 2025, dan direncanakan mencapai 165 unit pada 2026.

B. HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN KEMISKINAN

  1. Teori Kapabilitas (Capability Approach)

Amartya Sen (1999) dalam Development as Freedom menegaskan bahwa inti pembangunan bukanlah akumulasi kekayaan, tetapi perluasan kapabilitas manusia—yakni kemampuan seseorang untuk memilih dan menjalani kehidupan yang bernilai (Sen, 1999, hlm. 87–94). Pendidikan berperan sebagai pintu utama memperluas kapabilitas tersebut.

Sekolah Rakyat menyediakan kesempatan bagi anak miskin untuk memperoleh “set minimum of capabilities”, yaitu akses pendidikan, kesehatan, dan lingkungan layak. Hal ini sesuai dengan human development approach yang diadopsi UNDP sejak 1990.

  1. Teori Kapital Manusia (Human Capital Theory)

Becker (1993) dalam Human Capital: A Theoretical and Empirical Analysis menjelaskan bahwa investasi pada pendidikan meningkatkan produktivitas individu dan pendapatan jangka panjang (Becker, 1993, hlm. 22–30). Peningkatan jumlah sekolah berkualitas dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui akumulasi keterampilan.

Dalam konteks SR, pendidikan dan pelatihan vokasional yang diberikan secara intensif dapat menaikkan produktivitas keluarga miskin, menurunkan dependency ratio, dan memperkuat basis ekonomi lokal.

  1. Teori Multisektoral dan Intervensi Terpadu

Fiszbein & Schady (2009) dalam Conditional Cash Transfers menunjukkan bahwa keberhasilan program sosial bergantung pada integrasi pendidikan, kesehatan, dan bantuan sosial. SR mengadopsi model ini secara non-tunai: keluarga miskin menerima “transfer” berupa pendidikan gratis, kesehatan, dan tempat tinggal (Fiszbein & Schady, 2009, hlm. 12–20).

  1. Teori Efek Antar Generasi (Intergenerational Transmission)

Penelitian Overcoming the Poverty Trap through Education (Indonesia, 2017) membuktikan bahwa anak dari keluarga berpendidikan rendah berisiko empat kali lebih tinggi tetap miskin jika tidak mendapatkan akses pendidikan berkualitas (Rahman, 2017, hlm. 33–41). Sekolah Rakyat bertujuan memutus “perangkap kemiskinan antar generasi”.

C. MEKANISME SEKOLAH RAKYAT TERHADAP PENURUNAN KEMISKINAN

  1. Jalur Langsung

SR meningkatkan keterampilan kognitif dan nonkognitif, yang berpengaruh pada peluang kerja dan pendapatan. Studi Lenzi & Perucca (2025, hlm. 15) menyatakan bahwa peningkatan 10% dalam akses pendidikan menurunkan kemiskinan sebesar 1,2%. Dengan pendekatan elastisitas tersebut, peningkatan 1% jumlah SR berpotensi menurunkan kemiskinan 0,12 poin persentase.

  1. Jalur Tidak Langsung

SR menurunkan biaya pendidikan keluarga miskin, mengurangi beban konsumsi, dan memungkinkan keluarga beralih pada pengeluaran produktif. Di sisi lain, anak yang tinggal di asrama mendapatkan gizi, layanan kesehatan, dan pembinaan karakter yang meningkatkan kesiapan kerja (Heckman & Masterov, 2007, hlm. 4–8).

  1. Efek Sosial-Ekonomi Lokal

Sekolah Rakyat juga menjadi katalis pembangunan mikro: membuka lapangan kerja untuk guru, petugas, dan pemasok lokal. Efek multiplier ekonomi ini memperkuat daya beli masyarakat sekitar.

D. STRATEGI TERPADU: PENGURANGAN KEMISKINAN

  1. Sekolah Berkualitas dan Adaptif

Kurikulum SR harus berbasis keterampilan lokal (vocational) agar lulusan dapat langsung bekerja. Program magang dan pelatihan UMKM menjadi bagian dari sistem belajar (World Bank, Learning to Realize Education’s Promise, 2018, hlm. 23–29).

  1. Keluarga Sehat dan Nutrisi Cukup

Program kesehatan keluarga dan gizi diintegrasikan. Anak sehat lebih produktif belajar (UNICEF, Child Nutrition and Learning Outcomes, 2021, hlm. 11–18).

  1. Kesempatan Kerja bagi Orang Tua

Kemitraan SR dengan BUMDes dan BLK Jambi perlu diperkuat agar orang tua siswa memperoleh pekerjaan sementara (Latif, Manajemen Strategik Pendidikan Islam, 2020, hlm. 66–72).

  1. Rumah Layak Huni

Rumah yang sehat mendukung keberhasilan belajar anak. UN-Habitat (2015, hlm. 45–52) menegaskan bahwa stabilitas perumahan meningkatkan prestasi pendidikan.

  1. Monitoring dan Evaluasi Berbasis Outcome

Indikator M&E:
a. Kelulusan siswa (outcome pendidikan).
b. Persentase siswa melanjutkan ke SMA/kerja (transisi).
c. Peningkatan pendapatan keluarga alumni.
d. Perubahan tingkat kemiskinan komunitas sekitar SR.

F. KONTEKS JAMBI: KONDISI & PELUANG PENGEMBANGAN

Provinsi Jambi menjadi salah satu daerah percontohan. Dinas Sosial Jambi (2025) mencatat 100 anak mengikuti SR di Sentra Alyatama. Tantangan utama adalah keterbatasan SDM pendidik dan dana operasional. Namun, Pemprov Jambi merencanakan penambahan dua unit SR di Sarolangun dan Tanjung Jabung Timur (MetroJambi, 2025).

Dalam kerangka pengentasan kemiskinan ekstrem (≤ 3%), Pemprov Jambi menargetkan integrasi SR dengan program “Keluarga Produktif Mandiri” 2026–2028. Kolaborasi UIN STS Jambi dalam riset dan pelatihan guru SR menjadi faktor penentu.

G. REKOMENDASI KEBIJAKAN

  1. Regulasi Provinsi — Peraturan Gubernur tentang Manajemen SR yang menjelaskan pembagian kewenangan antara Dinas Sosial dan Pendidikan.
  2. SDM Profesional — Pelatihan terpadu guru SR berbasis pedagogi sosial dan manajemen asrama.
  3. Integrasi Program Sosial — SR dihubungkan dengan program kesehatan (Puskesmas), BLK, dan bantuan perumahan.
  4. Pendanaan Berlapis — Kombinasi APBD, CSR, dan filantropi pendidikan.
  5. Riset Evaluatif Tahunan — Kolaborasi akademik untuk mengukur impact SR terhadap kemiskinan daerah.

H. KESIMPULAN
Sekolah Rakyat merupakan inovasi sosial yang berpotensi signifikan dalam menurunkan kemiskinan di Indonesia jika dikelola secara terpadu. Berdasarkan teori kapabilitas (Sen, 1999) dan kapital manusia (Becker, 1993), pendidikan berkualitas meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga miskin.

Penanggulangan kemiskinan harus secara terpadu, anaknya diberi kesempatan melalui sekolah rakyat, rumahnya layak huni, pekerjaan orang tua jelas dan berkelanjutan serta jaminan kesehatan yang memadai

Secara kuantitatif, peningkatan 1% unit Sekolah Rakyat diproyeksikan menurunkan tingkat kemiskinan sekitar 0,2 poin persentase — dengan catatan kualitas layanan tinggi dan integrasi lintas sektor.

Untuk Jambi, model SR perlu diperkuat dengan pelatihan guru, sinergi BLK, dukungan CSR, dan riset berbasis outcome. Jika konsisten, SR bukan sekadar proyek pendidikan, melainkan investasi sosial jangka panjang bagi generasi miskin ekstrem dan miskin umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Sen, A. (1999). Development as Freedom. New York: Alfred A. Knopf. hlm. 87–94.
  2. Becker, G. S. (1993). Human Capital: A Theoretical and Empirical Analysis. Chicago: University of Chicago Press. hlm. 22–30.
  3. Fiszbein, A., & Schady, N. (2009). Conditional Cash Transfers: Reducing Present and Future Poverty. Washington, DC: World Bank. hlm. 12–20.
  4. Lenzi, P., & Perucca, G. (2025). Education in Poverty Reduction: A Systematic Literature Review. ResearchGate. hlm. 15–20.
  5. Rahman, F. (2017). Overcoming the Poverty Trap through Education: An Intergenerational Study on Indonesia. ResearchGate. hlm. 33–41.
  6. Heckman, J., & Masterov, D. (2007). The Productivity Argument for Investing in Young Children. Review of Economics. hlm. 4–8.
  7. World Bank. (2018). World Development Report 2018: Learning to Realize Education’s Promise. Washington, DC: World Bank. hlm. 23–29.
  8. UNICEF. (2021). Child Nutrition and Learning Outcomes. New York: UNICEF. hlm. 11–18.
  9. UN-Habitat. (2015). The Right to Adequate Housing. Nairobi: UN-Habitat. hlm. 45–52.
  10. Latif, M. (2020). Manajemen Strategik dalam Pendidikan Islam. Jambi: Salim Media Press. hlm. 66–72.
  11. MetroJambi. (2025). 100 Anak Diterima di Sekolah Rakyat Alyatama Jambi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *